Nama : irwan lesmana
Kelas : 4tb06
Npm : 24313532
Keritik Deskriptif
Bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, semata-mata
membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha
mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu. Dibanding
metode kritik lain descriptive criticism tampak lebih nyata(factual)
- Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota
- Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
- Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya
- Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.
- Static
(Secara Grafis)
Depictive criticism dalam aspek static memfokuskan perhatian pada elemen-elemen bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture). - Dynamic
(Secara Verbal)
Tidak seperti aspek statis, aspek dinamis depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat.
Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik?
- Process
(Secara Prosedural)
Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu.
- Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
- Contextual Criticism ( Persitiwa)
Kritik assitektur biographical critism yang di kritik
ialah gedung wisma darmala
Arsitek Paul
Rudolph
Gedung
Wisma Dharmala Sakti dirancang oleh arsitek kenamaan asal AS, Paul Rudolph,
bangunan itu sendiri oleh Paul Rudolph diberikan semboyan sebagai bangunan “
Health Of Future “ yaitu sebuah bangunan akan perduliannya dengan kesehatan
mental dan fisik penghuninya, dikarenakan bangunan wisma Dharmala Sakti ini
membuat balkon serta teras yang tersebar merata di setiap lantai, sehingga
memungkinkan adanya sinar matahari dan udara segar yang masuk kedalam ruangan.
Desain bangunan Wisma Dharmala Sakti ini menerapkan konsep Tropis Vernakular.
Wisma Darmala
Gedung Wisma
Dharmala Sakti ini terletak di Sudirman Jl.Jenderal 32, Sakti, Jakarta, ibukota
dan kota terpadat di Indonesia, juga pusat politik dan keuangan. Gedung
ini berdiri di atas lahan seluas, 0,8 hektar, di pojok perempatan Jalan
Jenderal Sudirman dan KH Mas Mansyur. Total luas bangunan 23 lantai ini, plus 3
basement, mencapai 30.986 meter persegi. Total luasan ruang perkantoran area
yang disewakan mencapai 25.578 meter persegi. Sisanya dipergunakan sebagai
kantor pusat perusahaan dan sejumlah anak perusahaan.
Wisma
Dharmala Sakti yang biasa disebut sebagai Intiland Tower ini menawarkan ruang
kantor yang nyaman dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Gedung yang terdiri
dari 23 lantai ini juga mudah diakses karena lokasinya di Jalan Jendral sudirman
yang merupakan pusat bisnis kota Jakarta.
Lokasi Wisam
Darmala
Desain bangunan Wisma Dharmala Sakti ini menerapkan
konsep Tropis Vernakular.Arsitek mencombine berbagai potensi alami yang
tersedia di lingkungan site berada, dan memanfaatkan untuk membantu life cycle
bangunan. Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari
proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku,
kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Latar belakang indonesia
yang amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang
cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan yang ada
di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga,
sampai ritual keagamaan.
Wisma Dharmala Sakti memiliki gaya arsitektur post
modern, sehingga bangunan ini menjadi landmark bangunan di sekitarnya.
Dari bentuknya bangunan ini terlihat tidak monoton dengan mempermainkan lekukan
pada fasadnya.