Selasa, 02 Mei 2017


BAB III

KAWASAN DAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA ( SETU BABAKAN)

3.1. lokasi situ babakan



Gambar 3.1 Peta/Lokasi Setu Babakan
(Sumber: google image.com)

a. Lokasi Situ Babakan
Setu Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, Indonesia. situ babakan terletak di kampung kalibata kelurahan srengseng sawah, kecamatan jagakarsa, kotamadya Jakarta selatan. Secar geografis terletak pada 106°48’30’’ BT - 106°49’50’’ dan 06°20’07’’ LS - 06°21’10’’. Situ babakan merupakan situ yang terletak dikawasan perkampungan budaya betawi (PBB), selain situ mangga bolong. Awalnya luas PBB adalah 165 ha dan setelah pemakaran PBB menjadi 289 ha. Luas situ babakan saat ini sekitar 17 ha, ±5,88% dari luas keseluruhan PBB (289 ha).
Kawasan Perkampungan Budaya Betawi memiliki luas ± 165 Ha termasuk Situ Babakan dan Situ Mangga Bolong. Secara geofrafis Perkampungan Budaya Betawi terletak pada106°49’50”BT dan 6°20’23”LS. Secara Administratif termasuk dalam wilayah Kotamadya Jakarta Selatan, Kecamatan Jagakarsa, Kelurahan Srengseng Sawah. Batas fisik kawasan Perkampungan Budaya Betawi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Jalan Moch. Kahfi II sampai Jalan Desa Putra
Sebelah Selatan : Jalan Tanah Merah sampai Jalan Srengseng Sawah
Sebelah Barat : Jalan Mochamad Kahfi II
Sebelah Timur : Jalan Desa Putra sampai Jalan Mangga Bolong Timur
Gambar 3.2 titik ruamah pada Lokasi Setu Babakan
(Sumber: http://mynickisdidit.blogspot.co.id)
Gambar 3.3 pintu masuk ke kawasan setu babakan
(Sumber: google image.com)
Gambar 3.4  peta akses ke kawasan setu babakan
(Sumber: http://mynickisdidit.blogspot.co.id)
Pada Lokasi ke setu babakan  dapat dicapai dari dua jalan utama melalui Pasar Minggu ke arah selatan masuk ke Jalan Raya Lenteng Agung, Jalan Moch Kahfi 2 dan Jalan Srengseng Sawah hingga sampai kawasan Perkampungan Budaya Betawi. Untuk pencapaian dari arah selatan dicapai melalui Jalan Tanah Baru, Jalan Moch Kahfi 2 dan Jalan Setu Babakan hingga sampai kawasan Perkampungan Budaya Betawi.
Lokasi dikelilingi oleh 2 jalan utama yaitu, Jalan Moch. Kahfi 2 dan jalan Srengseng Sawah. Kedua jalan tersebut dilintasi oleh angkutan umum dan kendaraan pribadi, sehingga dapat dikatagorikan sebagai jalan dengan mobilitas tinggi. Lokasi kawasan terletak 5 km dari stasiun kereta api Lenteng Agung dan 5.5 km dari obyek wisata Kebun Binatang Ragunan. Jalan Raya Pasar Minggu dan Jalan Raya Lenteng Agung merupakan lintasan Kereta Rel Listrik (KRL) Jakarta–Bogor dan merupakan jalur akses utama. Jalan masuk menuju kawasan Perkampungan Budaya Betawi ditandai dengan adanya Pintu Bang Pitung.

Gambar 3.4  situasi di kawasan setu babakan
(Sumber: google image.com)

Gambar 3.5  situasi pada jalan di kawasan setu babakan
(Sumber: google image.com)
Pada Setu Babakan ini  dikelilingi oleh deretan pepohonan yang ditanam oleh Pemda DKI Jakarta. Pada perkerasan jalannya di kasih material seperti paving blok pada jalan maupun pedestriannya..  Vegetasi di Perkampungan Budaya Betawi terbagai menjadi tanaman kebun, tanaman pekarangan dan tanaman tepi jalan. Tanaman yang ditanam umumnya bersifat ekonomis untuk dijual/dipasarkan sebagai pemasukan tambahan bagi warga. Tanaman kebun yang juga terdapat di beberapa pekarangan penduduk Perkampungan Budaya Betawi yaitu, alpukat (Persea americana), belimbing (Averhoa carambola L), rambutan (Nephelium lappaceum L), melinjo (Gnetum gnemon), pisang (Musa sp), pepaya (Carica papaya), kelapa (Cocos nucifera), singkong (Manihot esculenta Crantz), mengkudu (Morinda citrifolia), bambu (Bambusa sp). Tanaman alpukat merupakan tanaman yang saat ini sedang dibudidayakan di Perkampungan Budaya Betawi dan mempunyai nilai ekonomi penting
3.2. pemandangan pada situ babakan

Gambar 3.6  jemabatan gantung di kawasan setu babakan
(Sumber: google image.com)

Gambar 3.7  situasi di kawasan setu babakan
(Sumber: google image.com)
pada pinggiran setu di tata pohon pohon besar  diletakan ditepian danau menimbulkan bayangan yang di cerminkan oleh permukaan air (refleksi) sehingga dapat menghasilkan pemandangan yang menarik. desiran angin dan gemerisik dedaunan dapat memberikan nuansa alam yang nyaman di tapak. Umumnya bunyi tersebut dapat dinikmati di tepi situ yang ditunjang dengan keberadaan kawasan hijau.

3.4. Rumah dengan gaya arsitektur Betawi di setu babakan

Gambar 3.8  Rumah dengan gaya arsitektur Betawi
(Sumber: http://mynickisdidit.blogspot.co.id)

Gambar 3.8  Rumah dengan pekarangan yang luas
(Sumber: http://mynickisdidit.blogspot.co.id)
  pada  Rumah ini terlihat masih memiliki pekarangan depan yang luas sebagai ciri khas rumah tradisional Betawi. Pada bagian teras depan (paseban) juga memiliki pembatas kayu yang bermotif seperti manusia yang disebut dengan langkan. Pada bagian ujung atap juga diaplikasikan ornamen gigi balang yang memiliki fungsi persembahan terhadap siapa saja yang datang. Begitu pula dengan adanya penggunaan lampu gantung yang disebut dengan blandis. Jendelanya pun menggunakan jendela krepyak. Perihal pengaplikasian warna cokelat memiliki arti yaitu warna alam, natural, kayu sementara penggunaan warna hijau melambangkan kesejukan dan kehidupan.
            Bangunan-bangunan berarsitektur khas Betawi yang lain cenderung sudah tidak 100% terlihat asli  kecuali bagian teras atau serambi yang masih dapat ditemui dalam bentuk dan ukuran yang seadanya saja. Biasanya masyarakat menambahkan ornamen pada lisplang yang memiliki ukiran khas Betawi pada bangunan rumah karena dapat menunjukkan kekhasan arsitektur rumah Betawi. Tetapi hal tersebut kurang sesuai karena ditempatkan pada rumah-rumah yang cenderung berarsitektur modern. Berikut adalah rumah-rumah Betawi modern yang hanya menggunakan langgam Betawi secara parsial

DAFTAR PUSTAKA
http://mynickisdidit.blogspot.co.id/2014/07/gambaran-kawasan-dan-bangunan-cagar.html