BAB III
KAWASAN DAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA ( SETU BABAKAN)
3.1. lokasi situ babakan
Gambar
3.1 Peta/Lokasi Setu Babakan
(Sumber:
google image.com)
a. Lokasi Situ Babakan
Setu Babakan terletak di
Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, Indonesia. situ
babakan terletak di kampung kalibata kelurahan srengseng sawah, kecamatan
jagakarsa, kotamadya Jakarta selatan. Secar geografis terletak pada 106°48’30’’
BT - 106°49’50’’ dan 06°20’07’’ LS - 06°21’10’’. Situ babakan merupakan situ
yang terletak dikawasan perkampungan budaya betawi (PBB), selain situ mangga
bolong. Awalnya luas PBB adalah 165 ha dan setelah pemakaran PBB menjadi 289
ha. Luas situ babakan saat ini sekitar 17 ha, ±5,88% dari luas keseluruhan PBB
(289 ha).
Kawasan Perkampungan Budaya Betawi
memiliki luas ± 165 Ha termasuk Situ Babakan dan Situ Mangga Bolong. Secara
geofrafis Perkampungan Budaya Betawi terletak pada106°49’50”BT dan 6°20’23”LS.
Secara Administratif termasuk dalam wilayah Kotamadya Jakarta Selatan,
Kecamatan Jagakarsa, Kelurahan Srengseng Sawah. Batas fisik kawasan Perkampungan
Budaya Betawi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Jalan Moch. Kahfi II sampai Jalan Desa Putra
Sebelah Selatan : Jalan Tanah Merah sampai Jalan Srengseng
Sawah
Sebelah Barat : Jalan Mochamad Kahfi II
Sebelah Timur : Jalan Desa Putra sampai Jalan Mangga Bolong
Timur
Gambar
3.2 titik ruamah pada Lokasi Setu Babakan
(Sumber:
http://mynickisdidit.blogspot.co.id)
Gambar
3.3 pintu masuk ke kawasan setu babakan
(Sumber:
google image.com)
Gambar
3.4 peta akses ke kawasan setu babakan
(Sumber:
http://mynickisdidit.blogspot.co.id)
Pada Lokasi ke setu babakan dapat dicapai dari dua jalan utama melalui
Pasar Minggu ke arah selatan masuk ke Jalan Raya Lenteng Agung, Jalan Moch
Kahfi 2 dan Jalan Srengseng Sawah hingga sampai kawasan Perkampungan Budaya
Betawi. Untuk pencapaian dari arah selatan dicapai melalui Jalan Tanah Baru,
Jalan Moch Kahfi 2 dan Jalan Setu Babakan hingga sampai kawasan Perkampungan
Budaya Betawi.
Lokasi dikelilingi oleh 2 jalan
utama yaitu, Jalan Moch. Kahfi 2 dan jalan Srengseng Sawah. Kedua jalan
tersebut dilintasi oleh angkutan umum dan kendaraan pribadi, sehingga dapat
dikatagorikan sebagai jalan dengan mobilitas tinggi. Lokasi kawasan terletak 5
km dari stasiun kereta api Lenteng Agung dan 5.5 km dari obyek wisata Kebun
Binatang Ragunan. Jalan Raya Pasar Minggu dan Jalan Raya Lenteng Agung
merupakan lintasan Kereta Rel Listrik (KRL) Jakarta–Bogor dan merupakan jalur
akses utama. Jalan masuk menuju kawasan Perkampungan Budaya Betawi ditandai
dengan adanya Pintu Bang Pitung.
Gambar
3.4 situasi di kawasan setu babakan
(Sumber:
google image.com)
Gambar 3.5 situasi pada jalan di kawasan setu babakan
(Sumber: google image.com)
Pada
Setu Babakan ini dikelilingi oleh
deretan pepohonan yang ditanam oleh Pemda DKI Jakarta. Pada perkerasan jalannya
di kasih material seperti paving blok pada jalan maupun pedestriannya.. Vegetasi di Perkampungan Budaya Betawi
terbagai menjadi tanaman kebun, tanaman pekarangan dan tanaman tepi jalan.
Tanaman yang ditanam umumnya bersifat ekonomis untuk dijual/dipasarkan sebagai
pemasukan tambahan bagi warga. Tanaman kebun yang juga terdapat di beberapa
pekarangan penduduk Perkampungan Budaya Betawi yaitu, alpukat (Persea
americana), belimbing (Averhoa carambola L), rambutan (Nephelium lappaceum L),
melinjo (Gnetum gnemon), pisang (Musa sp), pepaya (Carica papaya), kelapa
(Cocos nucifera), singkong (Manihot esculenta Crantz), mengkudu (Morinda
citrifolia), bambu (Bambusa sp). Tanaman alpukat merupakan tanaman yang saat
ini sedang dibudidayakan di Perkampungan Budaya Betawi dan mempunyai nilai
ekonomi penting
3.2. pemandangan pada situ babakan
Gambar 3.6 jemabatan gantung di kawasan setu babakan
(Sumber: google image.com)
Gambar 3.7 situasi di kawasan setu babakan
(Sumber: google image.com)
pada pinggiran setu di tata pohon pohon besar diletakan ditepian danau menimbulkan bayangan yang di cerminkan oleh permukaan air (refleksi) sehingga dapat menghasilkan pemandangan yang menarik. desiran angin dan gemerisik dedaunan dapat memberikan nuansa alam yang nyaman di tapak. Umumnya bunyi tersebut dapat dinikmati di tepi situ yang ditunjang dengan keberadaan kawasan hijau.
3.4. Rumah dengan gaya arsitektur Betawi di setu babakan
Gambar 3.8 Rumah dengan gaya arsitektur Betawi
(Sumber: http://mynickisdidit.blogspot.co.id)
Gambar 3.8 Rumah dengan pekarangan yang luas
(Sumber: http://mynickisdidit.blogspot.co.id)
pada Rumah ini terlihat masih memiliki pekarangan depan
yang luas sebagai ciri khas rumah tradisional Betawi. Pada bagian teras depan
(paseban) juga memiliki pembatas kayu yang bermotif seperti manusia yang
disebut dengan langkan. Pada bagian ujung atap juga diaplikasikan ornamen gigi
balang yang memiliki fungsi persembahan terhadap siapa saja yang datang. Begitu
pula dengan adanya penggunaan lampu gantung yang disebut dengan blandis.
Jendelanya pun menggunakan jendela krepyak. Perihal pengaplikasian warna
cokelat memiliki arti yaitu warna alam, natural, kayu sementara penggunaan
warna hijau melambangkan kesejukan dan kehidupan.
Bangunan-bangunan berarsitektur khas Betawi yang lain cenderung sudah tidak
100% terlihat asli kecuali bagian teras atau serambi yang masih dapat ditemui
dalam bentuk dan ukuran yang seadanya saja. Biasanya masyarakat menambahkan
ornamen pada lisplang yang memiliki ukiran khas Betawi pada bangunan rumah
karena dapat menunjukkan kekhasan arsitektur rumah Betawi. Tetapi hal tersebut
kurang sesuai karena ditempatkan pada rumah-rumah yang cenderung berarsitektur
modern. Berikut adalah rumah-rumah Betawi modern yang hanya menggunakan langgam
Betawi secara parsial
DAFTAR PUSTAKA
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/civil-and-planning-engineering/study-program-of-architecturalengineering-s1/konservasi-arsitektur/pengertian-konservasi
http://mynickisdidit.blogspot.co.id/2014/07/gambaran-kawasan-dan-bangunan-cagar.html