Nama
: Irwan Lesmana
Kelas : 4TB06
NPM : 24313532
Dosen : Edy Sutomo
Kelas : 4TB06
NPM : 24313532
Dosen : Edy Sutomo
PENGERTIAN
KRITIK ARSITEKTUR
Kritik
arsitektur merupakan tanggapan dari hasil sebuah pengamatan terhadap suatu
karya arsitektur. Disitu orang merekam dengan berbagai indra kelimanya kemudian
mengamati,memahami dengan penuh kesadaran dan menyimpannya dalam memori dan
untuk ditindaklanjuti dengan ucapan dalam bentuk pernyataan,ungkapan dan
penggambaran dari benda yang diamatinya.
Metode-metode
kritik dalam arsitektur dikelompokan menjadi :
2. Kritik penafsiran
3. Kritik deskriptif
4. Kritik biografi
5. Kitik kontekstual
Dalam
pembahasan ini saya akan menjelaskan salah satu metode kritik arsitektur ,yaitu
kritik normatif
Pengertian
dan ciri Kritik Normatif
ciri
kritik normatif ini mempunyai standar nilai berupa; doktrin,sistem,tipe atau
ukuran. doktrin bisa jadi sebgai pujian atau sebaliknya,sedangkan sistem bisa
menyangkut lebih luas pemaknaannya karena ada saling sangkut paut antara
komponen yang satu dengan komponen yang lain. Contoh kritik normatifnya
"sistem" versi Vitruvius, dia memandang sebuah bangunan adalah
pengubah iklim,pengubah perilaku,pengubah budaya,pengubah sumber daya.
Ada
4 macam metode kritik arsitektur normatif
Hakikat kritik
normatif adalah :
- Adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
- Dan melalui ini kualitas dan kesuksesan sebuah lingkungan binaan dapat dinilai.
- Norma bisa jadi berupa standar yang bersifat fisik, tetapi adakalanya juga bersifat kualitatif dan tidak dapat dikuantifikasikan.
- Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi
Kritik Normatif terbagi dalam 4 metode yaitu :
a. Kritik
Doktrinal (Doctrinal Criticsm) Norma yang bersifat general,
pernyataan yang tak terukur.
b. Kritik
Terukur (Measured Criticsm) Sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan
bangunan dengan baik secara kuantitatif.
c. Kritik Tipical (Typical Criticism) Norma
yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu katagori bangunan
yang spesifik.
d. Kritik Sistematik (Systematic
Criticism) Norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu
tujuandalam hal ini akan dibahas mengenai metode Tipe. Metode Tipe adalah suatu
norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori
bangunan spesifik.
1. Metoda
Doktrin
- Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur.
- Sejarah arsitektur dapat meliputi : Nilai estetika, etika, ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.
- Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling baik.
2. Metoda
Sistemik
- Menggantungkan pada hanya satu prinsip akan mudah diserang sebagai : menyederhanakan (simplistic), tidak mencukupi (inadequate) atau kadaluarsa (out of dated )
- Alternatifnya adalah bahwa ada jalinan prinsip dan faktor yang dapat dibangun sebagai satu system untuk dapat menegaskan rona bangunan dan kota.
Kritik
sistematik dikembangkan dari satu analisis :
- Bahwa Problem arsitek adalah membangun sistem dalam kategori-kategori formal yang tidak memungkinkan kita untuk melukiskannya dan membandingkannya dalam struktur yang formal. Ketika kita mengatakan bahwa analisis formal mengandung indikasi elements and relations.
- Elements (bagian bentuk arsitektur ), bermakna bahwa kita harus memperlakukan objek sebagai dimensi kesebandingan.
Melahirkan
konsep :
a)
Mass (massa), Bentuk wujud tiga dimensi yang
terpisah dari lingkungan
b)
Space (ruang), Volume batas-batas permukaan di
sekeliling massa
c)
Surface (permukaan), batas massa dan ruang
- Relations , bahwa kita menterjemahkan saling keterhubungan ini diantara dimensi-dimensi
- Capacity of the structure, kelayakan untuk mendukung tugas bangunan
- Valuable, nilai yang dikandung yang mengantarkan kepada rasa manusia untuk mengalami ruang.
3. Metoda
Tipikal
- Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian para sejarawan arsitektur. Hal ini dapat dipahami karena desain akan menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan pada innovative originals (keaslian inovasi).
- Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, utilitas dan ekonomi dalam lingkungan yang telah terstandarisasi dan kesemuanya dapat terangkum dalam satu typologi
- Metode Tipikal, yaitu suatu pendekatan yang mempunyai uraian urutan secara tersusun. Contoh. Bangunan sekolah, tipe yang ada ialah seperti ruang kelas, ruang guru,ruang kepala sekolah, ruang kesenian, lab, perpustakaan, kantin, gudang, toilet.
4. Metoda
Terukur
- Kritik Pengukuran menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu.
- Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam.
- Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi.
- Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
- Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa :
Ukuran
batas minimum atau maksimum, Ukuran batas rata-rata (avarage), Kondisi-kondisi
yang dikehendaki
Contoh
: Bagaimana Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan
beberapa sandard
normatif
: Batas maksimal ketinggian bangunan, sempadan bangunan, Luas terbangun,
ketinggian pagar yang diijinkan
- Adakalanya standard dalam pengukuran tidak digunakan secara eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma
Contoh :
Bagaimana Huxtable
menjelaskan tentang kesuksesan perkawinan antara seni di dalam arsitektur
dengan bisnis investasi konstruksi yang diukur melalui standardisasi
harga-harga.
- Norma atau standard yang digunakan dalam Kritik pengukuran yang bergantung pada ukuran minimum/maksimum, kondisi yang dikehendaki selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.
- Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuk sebagai beikut:
- Tujuan Teknis ( Technical Goals)
- Tujuan Fungsi ( Functional Goals)
- Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)
KRITIK
TIPIKAL
Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat
perhatian para sejarawan arsitektur. Hal ini dapat dipahami karena desain akan
menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan
pada innovative originals (keaslian inovasi).
Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas,
utilitas dan ekonomi dalam lingkungan yang telah terstandarisasi dan
kesemuanya dapat terangkum dalam satu typologi
Sumber :